Miris, apa yang dialami pasangan suami istri ini dijamin akan membuat iba.
Pasangan suami istri (pasutri) Tarsono (38 tahun) dan Triyani (19 tahun) sudah dua bulan lebih tinggal di kolong jembatan Kali Cenang, Jalur Pantura.
Lantaran kolong jembatan itu terendam air pasang Laut Jawa, keduanya pun menumpang di gubuk milik seorang warga di perbatasan Desa Purwahamba dan Desa Suradadi, yang masih berada di bawah Jembatan Kali Cenang.
Dulunya, Tarsono dan Triyani memiliki rumah di Kota Tegal, Jawa Tengah. Namun nasib nahas menimpa pasutri ini. Pada tahun 2000, rumah yang ditempatinya bersama keluarga besar mereka terbakar habis.
Pasca kebakaran itulah, kehidupan mereka menjadi serba susah. Tarsono tak mempunyai tempat tinggal dan sering sakit-sakitan. Ia bahkan terkena penyakit herpes. Sekujur tubuhnya kerap gatal-gatal dan memerah. Sebagian kulit luarnya mengelupas.
Karena penyakitnya itu, Tarsono tak bisa bekerja. Sehingga, ia dan sang istri hanya mengandalkan makanan yang ada di sekitar gubuk. Diakui Tarsono, tak jarang jika rasa laparnya tak bisa ditahan lagi, dia dan Triyani makan kadal dan meminum perasan tebu milik petani yang sudah mulai panen.
Disinggung mengenai masa depan dia dan istrinya, dengan mata berkaca-kaca, Tarsono menjawab terbata-bata.
"Sekarang kondisi kesehatan saya terus memburuk karena tidak mampu untuk berobat, bahkan istri saya juga mulai ketularan herpes karena di sini tidak ada air untuk mandi," katanya sembari menghela napas panjang, dikutip dari Radartegal.com.
Beberapa kali dia sudah mencoba untuk meminta bantuan berobat, tetapi terkendala oleh masalah administrasi Kartu Tanda Penduduk (KTP). Alhasil Tarsono hanya bisa pasrah.
"Jangankan untuk berobat, untuk makan saja kami terkadang harus puasa karena memang tidak ada yang bisa dimakan," ujarnya sembari menyeka air mata. (Ism)
Sumber : dream.co.id
Pasangan suami istri (pasutri) Tarsono (38 tahun) dan Triyani (19 tahun) sudah dua bulan lebih tinggal di kolong jembatan Kali Cenang, Jalur Pantura.
Lantaran kolong jembatan itu terendam air pasang Laut Jawa, keduanya pun menumpang di gubuk milik seorang warga di perbatasan Desa Purwahamba dan Desa Suradadi, yang masih berada di bawah Jembatan Kali Cenang.
Dulunya, Tarsono dan Triyani memiliki rumah di Kota Tegal, Jawa Tengah. Namun nasib nahas menimpa pasutri ini. Pada tahun 2000, rumah yang ditempatinya bersama keluarga besar mereka terbakar habis.
Pasca kebakaran itulah, kehidupan mereka menjadi serba susah. Tarsono tak mempunyai tempat tinggal dan sering sakit-sakitan. Ia bahkan terkena penyakit herpes. Sekujur tubuhnya kerap gatal-gatal dan memerah. Sebagian kulit luarnya mengelupas.
Karena penyakitnya itu, Tarsono tak bisa bekerja. Sehingga, ia dan sang istri hanya mengandalkan makanan yang ada di sekitar gubuk. Diakui Tarsono, tak jarang jika rasa laparnya tak bisa ditahan lagi, dia dan Triyani makan kadal dan meminum perasan tebu milik petani yang sudah mulai panen.
Disinggung mengenai masa depan dia dan istrinya, dengan mata berkaca-kaca, Tarsono menjawab terbata-bata.
"Sekarang kondisi kesehatan saya terus memburuk karena tidak mampu untuk berobat, bahkan istri saya juga mulai ketularan herpes karena di sini tidak ada air untuk mandi," katanya sembari menghela napas panjang, dikutip dari Radartegal.com.
Beberapa kali dia sudah mencoba untuk meminta bantuan berobat, tetapi terkendala oleh masalah administrasi Kartu Tanda Penduduk (KTP). Alhasil Tarsono hanya bisa pasrah.
"Jangankan untuk berobat, untuk makan saja kami terkadang harus puasa karena memang tidak ada yang bisa dimakan," ujarnya sembari menyeka air mata. (Ism)
Sumber : dream.co.id
Posting Komentar