Bukannya melakukan pembenaran atas kebohongan suami
, akan tetapi sebagai istri perlu juga melakukan introspeksi ketika mendapati suami berbohong.
Jangan-jangan kitalah sebagai istri yang memiliki karakter 'terlarang', sehingga mencetuskan suami menempuh kebohongan.
Apalagi Rasulullah pernah bersabda bahwa dusta di antara suami istri yang dapat membawa perdamaian di antara keduanya adalah diperbolehkan. Nah lho...
Apa saja sih karakter istri yang menyebabkan suami berbohong?
1. Minim toleransi
"Pokoknya sepulang kerja harus langsung pulang, jam 7 udah sampai rumah, titik!"
"Aku nggak mau tau, 100% gaji Abang harus aku terima di tanggal gajian!"
"Mas nggak boleh kasih uang ke Ibu dan saudara Mas, aku nggak izinin!"
Hati-hati para istri yang minim toleransi... Karakter seperti ini sangat membuka potensi suami berbohong.
Kita perlu menyadari bahwa suami bukanlah anak kecil, bukanlah narapidana, yang perlu diperlakukan sedemikian rupa, bahkan nyaris tanpa toleransi.
Sebagai istri, perlu menyadari ranah mana yang boleh ditoleransi, ranah mana yang perlu membuka toleransi.
Untuk urusan ibadah wajib, tentu saja tak boleh ada toleransi! Suami tidak shalat, tidak puasa Ramadhan, itu harus ditegasin bahkan disadisin!
Tapi kalau urusan keseharian, misalnya jam pulang kerja, uang bulanan untuk orangtua, aturan yang minim toleransi justru akan membuat pasangan kita 'tersiksa', apalagi kalau karakter pasangan berbeda dengan kita.
Akibatnya, suami akan merasa memiliki hak untuk membohongi istri, karena istri telah berlaku 'dzolim' alias tidak adil terhadap hak suami.
2. Cemburu buta
Istri yang terlalu gampang cemburuan, sangat rentan menyebabkan suami berbohong. Bisa jadi karena suami takut istrinya marah atau cemburu nggak jelas, bisa juga karena suami capek hati menanggapi kecemburuan istri yang tidak beralasan.
Coba kendalikan rasa cemburu kita, wahai para istri! Belajar memberi kepercayaan pada suami, karena semakin kita mudah cemburu, semakin menunjukkan kita tidak percaya diri dan tidak percaya suami, serta semakin menekan suami untuk berbuat kebohongan agar istri tidak marah.
Bukan berarti kebohongan suami dalam bentuk perselingkuhan loh yaa, tapi bisa jadi suami berbohong bahkan untuk hal-hal kecil yang sebenarnya tidak berupa kesalahan atau dosa, hanya karena untuk menjaga perasaan istri.
Sayangnya, ketika istri mengetahui kebohongan suami, sekecil apapun, justru akan merasa dikhianati dan terluka. Sehingga hanya karena sifat cemburu buta ini, bisa menyebabkan keretakan dalam rumah tangga yang tentu saja tidak diharapkan.
3. Membuat suami terhimpit
Karakter istri yang memaksa suami memilih 1 di antara 2 pilihan penting, misalnya antara istri dan ibunya, tentu saja membuat suami terhimpit sehingga rentan melakukan kebohongan.
Istri perlu belajar memahami kondisi suami dan tidak melulu meminta dipentingkan oleh suami. Karena kalau kita mau jujur, sesungguhnya posisi istri berada di bawah posisi seorang ibu jika dilihat dari kacamata suami.
Meminta suami untuk memilih salah satu dari beberapa pilihan penting, misalnya keluarga atau pekerjaan, sama saja mengarahkan rumah tangga pada keretakan. Dan rasanya justru bijak jika suami akhirnya memutuskan berbohong untuk dapat memenuhi kebutuhan semua pihak.
Demikianlah beberapa karakter istri yang perlu dibenahi, karena secara langsung maupun tidak langsung telah mencetuskan suami untuk berbohong.
, akan tetapi sebagai istri perlu juga melakukan introspeksi ketika mendapati suami berbohong.
Jangan-jangan kitalah sebagai istri yang memiliki karakter 'terlarang', sehingga mencetuskan suami menempuh kebohongan.
Apalagi Rasulullah pernah bersabda bahwa dusta di antara suami istri yang dapat membawa perdamaian di antara keduanya adalah diperbolehkan. Nah lho...
Apa saja sih karakter istri yang menyebabkan suami berbohong?
1. Minim toleransi
"Pokoknya sepulang kerja harus langsung pulang, jam 7 udah sampai rumah, titik!"
"Aku nggak mau tau, 100% gaji Abang harus aku terima di tanggal gajian!"
"Mas nggak boleh kasih uang ke Ibu dan saudara Mas, aku nggak izinin!"
Hati-hati para istri yang minim toleransi... Karakter seperti ini sangat membuka potensi suami berbohong.
Kita perlu menyadari bahwa suami bukanlah anak kecil, bukanlah narapidana, yang perlu diperlakukan sedemikian rupa, bahkan nyaris tanpa toleransi.
Sebagai istri, perlu menyadari ranah mana yang boleh ditoleransi, ranah mana yang perlu membuka toleransi.
Untuk urusan ibadah wajib, tentu saja tak boleh ada toleransi! Suami tidak shalat, tidak puasa Ramadhan, itu harus ditegasin bahkan disadisin!
Tapi kalau urusan keseharian, misalnya jam pulang kerja, uang bulanan untuk orangtua, aturan yang minim toleransi justru akan membuat pasangan kita 'tersiksa', apalagi kalau karakter pasangan berbeda dengan kita.
Akibatnya, suami akan merasa memiliki hak untuk membohongi istri, karena istri telah berlaku 'dzolim' alias tidak adil terhadap hak suami.
2. Cemburu buta
Istri yang terlalu gampang cemburuan, sangat rentan menyebabkan suami berbohong. Bisa jadi karena suami takut istrinya marah atau cemburu nggak jelas, bisa juga karena suami capek hati menanggapi kecemburuan istri yang tidak beralasan.
Coba kendalikan rasa cemburu kita, wahai para istri! Belajar memberi kepercayaan pada suami, karena semakin kita mudah cemburu, semakin menunjukkan kita tidak percaya diri dan tidak percaya suami, serta semakin menekan suami untuk berbuat kebohongan agar istri tidak marah.
Bukan berarti kebohongan suami dalam bentuk perselingkuhan loh yaa, tapi bisa jadi suami berbohong bahkan untuk hal-hal kecil yang sebenarnya tidak berupa kesalahan atau dosa, hanya karena untuk menjaga perasaan istri.
Sayangnya, ketika istri mengetahui kebohongan suami, sekecil apapun, justru akan merasa dikhianati dan terluka. Sehingga hanya karena sifat cemburu buta ini, bisa menyebabkan keretakan dalam rumah tangga yang tentu saja tidak diharapkan.
3. Membuat suami terhimpit
Karakter istri yang memaksa suami memilih 1 di antara 2 pilihan penting, misalnya antara istri dan ibunya, tentu saja membuat suami terhimpit sehingga rentan melakukan kebohongan.
Istri perlu belajar memahami kondisi suami dan tidak melulu meminta dipentingkan oleh suami. Karena kalau kita mau jujur, sesungguhnya posisi istri berada di bawah posisi seorang ibu jika dilihat dari kacamata suami.
Meminta suami untuk memilih salah satu dari beberapa pilihan penting, misalnya keluarga atau pekerjaan, sama saja mengarahkan rumah tangga pada keretakan. Dan rasanya justru bijak jika suami akhirnya memutuskan berbohong untuk dapat memenuhi kebutuhan semua pihak.
Demikianlah beberapa karakter istri yang perlu dibenahi, karena secara langsung maupun tidak langsung telah mencetuskan suami untuk berbohong.
Posting Komentar