Pasti pernah mendengar istilah suami takut istri? Apakah hal
ini merupakan suatu hal yang lazim? Atau bahkan patut dibanggakan oleh istri karena suami tak berani macam-macam padanya?
Yang jelas, ada berbagai macam penyebab suami takut istri, dampaknya pun beragam pula.
Berikut ini beberapa penyebab dan dampak suami takut istri:
1. Suami terlalu cinta istri
Cinta yang berlebihan pada istri bisa menyebabkan suami terkena sindrom 'suami takut istri', saking takut kehilangan.
Mungkin karena istri yang sangat cantik dan menawan, sehingga suami senantiasa berupaya mengabulkan apapun kemauan istri. Di satu sisi tentu saja ini hal yang baik, akan tetapi mengandung efek buruk juga.
Dampak negatifnya, ada kemungkinan istri akan kehilangan respek dan penghargaan terhadap suaminya. Istri bisa merasa di atas awan karena suami yang terlalu memujanya.
Juga, tentu saja cinta yang berlebihan pada pasangan hidup akan memancing rasa cemburu Allah, karena Allah tidak akan pernah mau diduakan oleh hambaNya.
Oleh sebab itu, suami perlu belajar untuk mencintai sesuai kadar saja.
2. Kondisi finansial suami jauh di bawah istri dan keluarganya
Ketika kondisi finansial suami di bawah istri dan juga di bawah keluarga istri, kondisi tidak seimbang ini sangat memungkinkan suami merasa lebih rendah dan ada sejenis ketakutan jika melakukan kesalahan terhadap istri.
Dampak buruknya, suami bisa saja kehilangan penghargaan dari keluarga istri dan juga dari putra-putrinya sendiri jika terus memelihara sikap takut pada istri seperti ini.
Suami harus memperlihatkan kemuliaannya, bahwa harta bukanlah sumber kemuliaan. Jadilah suami yang pantas dibanggakan meski tidak memiliki banyak harta sekalipun.
3. Karakter istri terlalu dominan
Karakter istri yang nge-bossy, dominan, posesif, sangat memungkinkan suami terkena sindrom takut istri, karena menghindari 'cekcok' dalam rumah tangga.
Yang perlu dilakukan adalah memberi batasan wewenang istri, bahwa untuk pengambilan keputusan yang bersifat penting, istri tetap saja memerlukan pendapat dan persetujuan suami.
Istri harus senantiasa diingatkan untuk tetap menghargai suami dan menghormati privasi suami, berikan batasan yang jelas, sejauh mana istri boleh 'menguasai' dan di bagian mana istri harus tetap tunduk pada suami.
4. Suami pernah melakukan kesalahan besar pada istri
Perasaan bersalah karena pernah melakukan kesalahan besar pada istri berpotensi menyebabkan sindrom suami takut jika mengecewakan istri lagi.
Ini semacam bentuk pencucian dosa suami di masa lalu. Tentu saja hal ini baik dilakukan jika suami ingin membuktikan kesungguhannya bertaubat atas kesalahannya pada istri di masa lalu.
Mungkin karena pernah bertahun-tahun tidak menafkahi istri dan anak, atau karena hal lain yang membuat hak istri terabaikan.
Bagaimanapun, kecintaan utama adalah cinta pada Allah, demikian pula ketakutan yang paling utama adalah takut pada Allah. Maka, jangan sampai kita berlebihan dalam merasa takut pada pasangan hidup. Terlebih lagi, suami merupakan pemimpin istri, maka perasaan takut semestinya diubah menjadi perasaan sayang dan keinginan mengayomi istri. Wallaahualam.
ini merupakan suatu hal yang lazim? Atau bahkan patut dibanggakan oleh istri karena suami tak berani macam-macam padanya?
Yang jelas, ada berbagai macam penyebab suami takut istri, dampaknya pun beragam pula.
Berikut ini beberapa penyebab dan dampak suami takut istri:
1. Suami terlalu cinta istri
Cinta yang berlebihan pada istri bisa menyebabkan suami terkena sindrom 'suami takut istri', saking takut kehilangan.
Mungkin karena istri yang sangat cantik dan menawan, sehingga suami senantiasa berupaya mengabulkan apapun kemauan istri. Di satu sisi tentu saja ini hal yang baik, akan tetapi mengandung efek buruk juga.
Dampak negatifnya, ada kemungkinan istri akan kehilangan respek dan penghargaan terhadap suaminya. Istri bisa merasa di atas awan karena suami yang terlalu memujanya.
Juga, tentu saja cinta yang berlebihan pada pasangan hidup akan memancing rasa cemburu Allah, karena Allah tidak akan pernah mau diduakan oleh hambaNya.
Oleh sebab itu, suami perlu belajar untuk mencintai sesuai kadar saja.
2. Kondisi finansial suami jauh di bawah istri dan keluarganya
Ketika kondisi finansial suami di bawah istri dan juga di bawah keluarga istri, kondisi tidak seimbang ini sangat memungkinkan suami merasa lebih rendah dan ada sejenis ketakutan jika melakukan kesalahan terhadap istri.
Dampak buruknya, suami bisa saja kehilangan penghargaan dari keluarga istri dan juga dari putra-putrinya sendiri jika terus memelihara sikap takut pada istri seperti ini.
Suami harus memperlihatkan kemuliaannya, bahwa harta bukanlah sumber kemuliaan. Jadilah suami yang pantas dibanggakan meski tidak memiliki banyak harta sekalipun.
3. Karakter istri terlalu dominan
Karakter istri yang nge-bossy, dominan, posesif, sangat memungkinkan suami terkena sindrom takut istri, karena menghindari 'cekcok' dalam rumah tangga.
Yang perlu dilakukan adalah memberi batasan wewenang istri, bahwa untuk pengambilan keputusan yang bersifat penting, istri tetap saja memerlukan pendapat dan persetujuan suami.
Istri harus senantiasa diingatkan untuk tetap menghargai suami dan menghormati privasi suami, berikan batasan yang jelas, sejauh mana istri boleh 'menguasai' dan di bagian mana istri harus tetap tunduk pada suami.
4. Suami pernah melakukan kesalahan besar pada istri
Perasaan bersalah karena pernah melakukan kesalahan besar pada istri berpotensi menyebabkan sindrom suami takut jika mengecewakan istri lagi.
Ini semacam bentuk pencucian dosa suami di masa lalu. Tentu saja hal ini baik dilakukan jika suami ingin membuktikan kesungguhannya bertaubat atas kesalahannya pada istri di masa lalu.
Mungkin karena pernah bertahun-tahun tidak menafkahi istri dan anak, atau karena hal lain yang membuat hak istri terabaikan.
Bagaimanapun, kecintaan utama adalah cinta pada Allah, demikian pula ketakutan yang paling utama adalah takut pada Allah. Maka, jangan sampai kita berlebihan dalam merasa takut pada pasangan hidup. Terlebih lagi, suami merupakan pemimpin istri, maka perasaan takut semestinya diubah menjadi perasaan sayang dan keinginan mengayomi istri. Wallaahualam.
Posting Komentar